Rasulullah bersabda: “Siapa yang mendapati dirinya dalam keadaan lapang, lalu dia tidak berkurban, maka janganlah ia mendekati tempat sholat kami.” (HR. Ahmad dan Ibn Majah)
Hadits zaid ibn Arqam, Ia berkata: “Wahai Rasulullah SAW, apakah qurban itu?”, Rasulullah menjawab: “Qurban adalah sunahnya Bapak kalian, nabi Ibrahim as.” Mereka menjawab: “Apa keutamaan yang kami peroleh dengan Qurban itu?” Rasulullah menjawab: “Setiap satu helai rambutnya adalah satu kebaikan.” Mereka menjawab: “Bagaimana dengan bulu-bulunya?” Rasulullah menjawab: “Setiap satu helai bulunya juga satu kebaikan.” (HR. Ahmad dan Ibn Majah)
seribu ekor kambing, tigaratus ekor sapi, dan seratus ekor unta. Masyarakat di sekitarnya
begitu takjub dan berkata: “Wah Ibrahim hebat!”, Dengan tidak menunjukkan
itikad sombong Nabi Ibrahim menjawab: “Hewan ternak ini biasa saja, seandainya
aku dikaruniai putra, Ia akan aku Qurbankan.”
Atas izin Allah SWT, Nabi Ibrahim pun dikaruniai seorang putra bernama Isma’il.
Kehadiran putra yang didam-idamkan oleh beliau sehingga Ia lupa akan janjinya
yang telah disebutkan diatas, Nabi Ibrahim pun ditegur oleh Allah dengan
mimpi-mimpinya berulang kali yaitu untuk menyembelih putra tercintanya Isma’il as.
Sewaktu Nabi Ibrahim menyakini mimpi itu bersumber dari Allah SWT,
Ia segera menyampaikan kepada putranya Isma’il as bahwa Allah SWT telah
memerintahkannya untuk menyembelih Isma’il as. Jiwa kesalehan Isma’il pun
diuji untuk berbakti kepada Rob-nya, Isma’il pun menurutinya. Tatkala pisau tajam
yang dipersiapkan Nabi Ibrahim as akan menghunus leher Isma’il, Allah SWT
melaui malaikat Jibril menggantikan Isma’il dengan seekor gibas. Gibas yang
disembelih dan Isma’il selamat dari proses penyembelihan itu.
Dengan contoh yang ditunjukkan oleh nabi Ibrahim as dan isma’il itu agar setiap
Muslim jangan sampai terpenjara oleh kecintaan kepada dunia (harta dan kedudukan)
secara berlebihan dan membawa dirinya lupa kepada hakikat dan tujuan hidupnya
yang sejati yaitu memperoleh keridhoan Allah SWT.
Ibadah Qurban memiliki hikmah dan mengajarkan umat muslim agar:
1. Menjaga Fitrahnya tetap Suci
Firman Allah: “Maka Allah mengilhamkan kepada jiwa itu (jalan) kefasikan dan ketaqwaan”
QS. Asy Syam (91):8, Seseorang tidak akan pernah sampai kepada ketaqwaan dan tidak
akan memperoleh keimanan yang sejati, bila kecintaannya kepada dunia mengalahkan
kecintaannya kepada Allah SWT dan Rasulnya.
2. Menguji Tingkat Ketaqwaan
Allah SWT berfiman: “……..adapun orang yang beriman, maka ia akan sangat cinta kepada
Allah…”QS Albaqarah (2):165. Jadi, Qurban yang makna dasarnya persembahan untuk
mendekatkan diri kepada Allah SWT itu merupakan upaya untuk menggapai kasih
sayang-Nya.
3. Memotivasi diri untuk memiliki harta dengan berkerja keras
Nabi Muhammad SAW sangat mengecam umatnya yang telah mampu berqurban, tetapi
enggan untuk menunaikannya, hal ini tergambar dalam sabdanya: “Siapa yang mendapati
dirinya dalam keadaan lapang, lalu dia tidak berkurban, maka janganlah ia mendekati
tempat sholat kami.” (HR. Ahmad dan Ibn Majah).
4. Berjiwa Sosial untuk berbagi dengan sesama
Dengan Syariat Qurban ini, kaum muslimin dilatih untuk meningkatkan rasa
kemanusiaannya, mengasah kepekaannya dan menghidupkan hati nuraninya.
Setiap muslim harus memiliki rasa perhatian, kepedulian, solidaritas, dan
persaudaraan antara sesama.
Kesimpulannya adalah ibadah qurban mempunyai nilai ketauhidan yang sangat kental,
dimana Nabi Ibrahim as dengan mengorbankan anak satu-satunya yang amat dicintainya
mengajarkan umat manusia sikap bertauhid yang sesuangguhnya, Beliau membebaskan
dirinya dari penghambaan kepada materi menuju penghambaan kepada Allah SWT
semata. Jika seseorang telah terbiasa melakukan ibadah qurban dan mengetahui makna
sebenarnya maka hatinya akan merasa lebih tentram dan nikmat dalam menjalankannya.